Kain Ikat NTT pun Bisa Jadi Busana Siap Pakai
Kain Ikat NTT pun Bisa Jadi Busana Siap Pakai
- GramediaShop : Cinta Sang Sufi
- GramediaShop : Semua Yang Dia Inginkan
Senin, 29/3/2010 | 09:52 WIB
KOMPAS.com - Oscar Lawalata, perancang yang setia dengan kain tradisional, kembali menelurkan karyanya. Lewat fashion show bertema "Aku, Ikat, Mereka, dan Kami" yang digelar di Gedung28, Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (27/3/2010) lalu, Oscar menampilkan koleksinya yang menggunakan kain tenun dari Nusa Tenggara Timur.
Peragaan busana ini menampilkan konsep desain fashion modern yang dipadu dengan kain tenun tradsional NTT yang disebut ikat. Hasil karya penenun tradisional ini dilebur dalam inovasi desain Oscar, sehingga kain ikat bisa menjadi pakaian siap pakai.
Untuk mencari kain tenun ikat NTT ini, Oscar langsung mendatangi para pengrajin di kawasan NTT. "Saya banyak menemukan kain-kain tradisional yang masih belum banyak dikenal dan dimanfaatkan dengan baik," ujar Oscar, saat konferensi pers, Jumat (26/3/2010) lalu.
Corak-corak yang masih tergolong awam di mata orang Indonesia ini memberinya ide untuk menggelar fashion show, yang merupakan bagian dari pameran "Aku, Ikat, Mereka, dan Kami" yang berlangsung 27 Maret-3 April 2010. "Tujuan saya bukan hanya melestarikan, tapi juga membuat kain ini bernilai pakai dan bernilai jual," ujarnya lagi.
Peragaan busana ini menampilkan konsep desain fashion modern yang dipadu dengan kain tenun tradsional NTT yang disebut ikat. Hasil karya penenun tradisional ini dilebur dalam inovasi desain Oscar, sehingga kain ikat bisa menjadi pakaian siap pakai.
Untuk mencari kain tenun ikat NTT ini, Oscar langsung mendatangi para pengrajin di kawasan NTT. "Saya banyak menemukan kain-kain tradisional yang masih belum banyak dikenal dan dimanfaatkan dengan baik," ujar Oscar, saat konferensi pers, Jumat (26/3/2010) lalu.
Corak-corak yang masih tergolong awam di mata orang Indonesia ini memberinya ide untuk menggelar fashion show, yang merupakan bagian dari pameran "Aku, Ikat, Mereka, dan Kami" yang berlangsung 27 Maret-3 April 2010. "Tujuan saya bukan hanya melestarikan, tapi juga membuat kain ini bernilai pakai dan bernilai jual," ujarnya lagi.
Oscar menampilkan 70 desain kain yang dikreasikan menjadi baju bermodel tunik, baju bodo, kebaya kurung, serta kebaya modern dan tradisional. Dari sekian banyak motif ikat yang ada, ia mengambil 10 motif yang tersebar di kepulauan NTT, yaitu Timor, Flores, Sumba, Alor, Rote, dan Sabu.
"Kain ikat ini jarang digunakan sebagai pakaian, karena dianggap tebal dan hanya cocok dijadikan pajangan," jelasnya. Padahal kenyataannya, menurut Oscar, tidak demikian. Kain ikat bisa dibuat tipis tergantung dari jenis benangnya.
"Kain ikat ini jarang digunakan sebagai pakaian, karena dianggap tebal dan hanya cocok dijadikan pajangan," jelasnya. Padahal kenyataannya, menurut Oscar, tidak demikian. Kain ikat bisa dibuat tipis tergantung dari jenis benangnya.